Work Life Balance, Hal Penting yang Sering Dianggap Remeh!

4 min read
work life balance

Photo by EKATERINA BOLOVTSOVA from Pexels

Untuk memenuhi berbagai kebutuhan dalam hidup, kita perlu bekerja untuk mencari uang. Pendapatan dari bekerja memastikan ada makanan di meja makan, aliran listrik di rumah dan banyak lagi kebutuhan kita yang hanya bisa terpenuhi dengan uang. Tapi, ada satu yang sering diremehkan, yaitu work life balance

Oleh karena itu, bekerja menjadi kegiatan utama mayoritas manusia, khususnya mereka yang sudah dewasa. Normalnya, kita akan menghabiskan sepertiga waktu dalam sehari untuk bekerja.

Namun, saat ini bukan hal yang mudah untuk memiliki work life balance. Bisnis dan urusan pekerjaan bergerak dengan sangat cepat, apa lagi ditambah dengan kemajuan teknologi yang membuat komunikasi sangat murah dan mudah.  Mengecek e-mail pekerjaan dan menerima telepon dari atasan di tengah malam menjadi hal yang umum.

Perusahaan mengalami persaingan ketat yang membuat mereka mendapatkan tekanan untuk meraih hasil yang lebih baik. Konsekuensinya, perusahaan menuntut karyawan untuk bekerja secara ekstra dan mengurangi waktu kehidupan pribadinya.

Berkat kemajuan teknologi, sekarang nyaris semua pekerjaan bisa dilakukan dari kapanpun dan dimanapun. Tidak heran jika di luar jam kerja pun, bahkan weekend masih banyak karyawan yang diminta untuk tetap bekerja.

Apa itu Work Life Balance?

Work life balance merupakan suatu kondisi di mana seseorang dapat mengatur dan membagi antara tanggung jawab pekerjaan, kehidupan keluarga dan kehidupan pribadi lainnya.

Kondisi ini dapat membantu agar tidak terjadi konflik antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan. Dengan memiliki work-life balance, seseorang dapat menjadi lebih produktif karena kondisi yang dirasakan orang tersebut cukup mendukung dan meningkatkan kepuasannya dalam melakukan pekerjaan.

Setiap orang memiliki kebutuhan sosial seperti hangout bersama teman-teman, berkumpul dengan keluarga atau sekedar me time dengan menikmati waktu seorang diri melakukan hobi yang disukainya. Nah, terganggunya kebutuhan sosial karena pekerjaan bisa sangat mempengaruhi mood kerjanya dan mengurangi performa.

Waktu, energi dan mood seseorang yang optimal, selain meningkatkan kinerja juga dapat membuat seseorang menjadi lebih kreatif.

Pentingnya Work Life Balance

Selain berhubungan langsung dengan kinerja karyawan, work life balance juga memiliki banyak manfaat lain untuk pribadi karyawan.

1.      Menjadi Lebih Sehat

Ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi yang terus menerus dapat menimbulkan tingkat stres yang tinggi. Nah, tingkat stres yang tinggi dapat memicu berbagai macam penyakit. Yang paling umum dipicu oleh stres adalah hipertensi, masalah pencernaan hingga masalah jantung.  

Stres juga memiliki pengaruh yang buruk untuk kesehatan mental. Mereka yang stres memiliki kemungkinan lebih besar terkena depresi, kecemasan dan insomnia.

Terdengar mengerikan bukan? Oleh karena itu sangat penting untuk bisa meraih work life balance dalam pekerjaan. Tidak hanya berpengaruh pada kinerja dan produktivitas, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi bisa berpengaruh baik terhadap kesehatan kita!

2.      Lebih Fokus dalam Bekerja

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, work life balance akan memberikan keseimbangan yang baik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Nah, pemenuhan kehidupan pribadi membuat kita bisa lebih fokus dalam bekerja.

Hal ini terjadi karena kita tidak lagi banyak pikiran untuk hal-hal sosial karena sudah memiliki porsi yang tepat untuk itu semua. Kalau kita terus-terusan bekerja, yang ada malah kita tidak fokus dalam bekerja karena memikirkan hal-hal diluar pekerjaan yang ingin kita lakukan dan tidak ada kesempatan untuk melakukannya karena harus bekerja.

3.      Memiliki Hubungan Sosial yang Baik

Work life balance mensyaratkan kita memiliki waktu dan energi yang cukup dalam melakukan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Kebutuhan manusia tidak melulu soal uang yang harus diperoleh dengan bekerja.

Sebagai makhluk sosial, manusia juga memiliki kebutuhan untuk bersosialisasi seperti hangout bersama orang terdekat, melakukan traveling atau apapun lah yang bisa memenuhi kebutuhan sosial kita.

Hanya dengan work life balance, kita bisa membagi waktu, energi dan porsi yang sesuai dengan orang terdekat sehingga kebutuhan sosial kita terpenuhi dengan baik.

4.      Meningkatkan Engagement di Lingkungan Kerja

Ketika seorang karyawan merasa bahagia dan termotivasi ketika bekerja, mereka akan lebih loyal dan lebih terlibat di perusahaan. Ketika karyawan terlihat antusias berkomitmen terhadap pekerjaan mereka, hasilnya pun juga akan berdampak baik ke perusahaan.

Karyawan yang terhindar dari stres karena memiliki cukup waktu untuk dirinya sendiri akan lebih termotivasi untuk bekerja. Apalagi jika mereka memiliki hubungan yang baik dengan sesama rekan kerjanya.

Meningkatnya motivasi kerja juga berarti karyawan dapat bekerja lebih baik dan lebih engage dengan perusahaan. Sehingga tercipta lingkungan kerja yang sehat.

5.      Lebih Mengenal Diri Sendiri

Konsep kesuksesan kita saat ini seringkali identik dengan banyaknya harta yang kita miliki. Sehingga, banyak orang yang berusaha mengejar kesuksesan dengan terus menerus bekerja keras untuk mendapatkan harta. Tentunya hal ini baik, tapi jika mengganggu kesehatan fisik maupun mental, ia berubah menjadi hal yang negatif.

Memiliki waktu dan energi yang seimbang antara bekerja dan kehidupan pribadi berdampak baik bagi kesehatan mental. Sehingga, kita bisa berpikir dengan jernih tentang tujuan hidup dan memiliki kontrol penuh terhadap kehidupan kita.

Work life balance membuat seseorang kehidupan seperti apa yang diinginkannya sehingga bisa memilih prioritas pada hal yang dianggap penting. Jika orang tidak mencapai work life balance, maka ia akan terus menerus ditekan untuk bekerja sehingga tidak punya waktu luang untuk mengenali dirinya sendiri.

Peran Perusahaan dalam Memberikan Work Life Balance

Kita sudah membahas dampak work life balance bagi karyawan yang secara langsung juga dapat berpengaruh terhadap perusahaan. Tidak tercapainya work life balance, bukan hanya masalah bagi karyawan tetapi juga masalah perusahaan.

Karyawan yang stres dan sering sakit pasti merugikan perusahaan. Penelitian dari Harvard Business Review menemukan bahwa dampak dari karyawan yang stres akibat bekerja atau burned-out memakan biaya hingga 125 juta hingga 190 juta USD per tahunnya untuk biaya pengobatan di Amerika Serikat.

Tentunya angka ini tidak bisa disamakan begitu saja dengan Indonesia. Namun, yang jelas ada dampak dari tidak tercapainya work life balance terhadap kondisi kesehatan yang mungkin saja merugikan pihak perusahaan karena harus menjamin biaya pengobatannya.

Perlu diingat bahwa work life balance sifatnya dua arah dan dapat terpenuhi apabila perusahaan menganggap karyawan sebagai manusia yang memiliki kebutuhan lain, bukan seperti robot pencetak profit semata.

Sehingga, peran perusahaan juga penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang baik bagi karyawannya. Lalu, bagaimana perusahaan dapat membantu menciptakan work life balance karyawannya?

1.      Batasi Waktu Kerja dengan Tegas

Perusahaan pada umumnya berpikir untuk mempekerjakan karyawannya terus menerus agar produktivitas meningkat dan target akan dengan mudah dicapai. Namun, hal ini tidak selalu benar.

Terdapat beberapa penelitian yang menemukan bahwa jam kerja yang tinggi justru bisa mengurangi produktivitas. Belum lagi ditambah tingkat stres karyawan yang meningkat karena harus dipaksa bekerja terus menerus. Alhasil, fokus berkurang, kinerja menurun dan paling parah bisa jatuh sakit yang menurunkan produktivitas secara drastis.

Nah, oleh karena itu, perusahaan harus bisa menghindari semua itu dengan memiliki batasan jam kerja yang lebih manusiawi. Alangkah baiknya jika ada kesepakatan antara perusahaan dan karyawan soal jam kerja.

Jadi, di luar jam kerja, karyawan bisa menikmati waktu luangnya untuk kehidupan pribadinya sehingga tercapai work life balance.

2.      Kebijakan Bekerja secara Remote

Pandemi Covid-19 memang merugikan banyak pihak dari segala sisi. Namun, ada satu hal yang bisa disyukuri sebagai bless in disguise. Masa pandemi ini membuktikan bahwa banyak pekerjaan yang sebenarnya bisa dilakukan dari mana saja. Terimakasih perkembangan teknologi!

Kebijakan bekerja secara remote atau work from home bisa memberikan fleksibilitas waktu yang sangat baik bagi karyawan. Banyak orang yang lebih menyukai bekerja secara remote karena memangkas waktu perjalanan yang cukup panjang.

Apa lagi bekerja di kota besar, bukan hanya waktu yang terbuang selama di perjalanan, tetapi juga tingkat stres yang dialami saat merasakan kemacetan di jalan.  Nah, hal-hal semacam ini juga bisa menurunkan produktivitas karena energi yang habis terbuang di jalan.

3.      Adakan Kegiatan Hiburan

Karyawan merupakan manusia yang memiliki kebutuhan sosial. Ada baiknya jika perusahaan sekali-kali mengadakan kegiatan hiburan untuk karyawan agar meningkatkan interaksi antar karyawan. Jadi, karyawan tidak melulu berkomunikasi soal pekerjaan.

Hal semacam ini bisa menambah kenyamanan karyawan di kantor sehingga bisa meningkatkan produktivitasnya dan meningkatkan peluang untuk tercapainya work life balance bagi karyawan di kantor.

Selama beberapa tahun belakangan, istilah work life balance cukup mengemuka. Hal ini terjadi karena banyaknya kaum milenial yang sudah memasuki dunia kerja. Menurut Forbes, 75% angkatan kerja pada tahun 2025 akan diisi oleh milenial.

Apa hubungannya? Nah, ternyata kaum milenial menganggap work life balance sebagai salah satu hal yang sangat penting dalam bekerja. Sebab, mereka juga sangat menghargai kehidupan sosial seperti berkumpul dengan teman-teman dan jalan-jalan untuk melihat dunia.

Kaum milenial berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya yang memandang pekerjaan dan work life balance. Oleh karena itu, berhubung kaum milenial akan mendominasi dunia kerja, setiap perusahaan harus bisa menyediakan tempat yang nyaman untuk karyawan milenialnya.

Bagaimanapun, perusahaan yang dianggap baik di mata orang banyak akan lebih mudah mendapatkan talenta-talenta bermutu dan secara tidak langsung meningkatkan produktivitas dan daya saing perusahaan tersebut.

Simak terus blog dan instagram Dompet Kilat untuk mendapatkan informasi seputar dunia kerja, keuangan, ekonomi, bisnis dan lain sebagainya.

Penulis: Fadhel Yafie

Referensi:

Forbes (2018) | The evolving definition of work-life balance

Harvard Business Review (2017) | Employee burnout is a problem with the company, not the person

National Institutes of Health (2008) | Life event, stress and illness

Talenta (2019) | Tips menumbuhkan & menjaga motivasi kerja karyawan

The Happiness Index (2019) | The importance of work-life balance

Total Wellness (2017) | Are your employees stressed out?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © PT Indo Fin Tek 2016 - 2021 | Newsphere by AF themes.